Salah satu cara untuk mendapatkan keuntungan dalam berbisnis kuliner adalah menetapkan harga yang tepat. Namun, kamu mesti tahu bagaimana cara menentukan harga jual yang sesuai kantong pelanggan.
Kalau harga yang kamu buat terlalu murah mungkin bisa mendatangkan banyak pelanggan. Tapi kamu harus lebih teliti lagi, apakah harga yang murah sudah bisa menutupi ongkos produksi dan biaya lainnya?
Jangan sampai kamu mengurangi kualitas makanan dengan memangkas biaya bahan makanan hanya untuk menetapkan harga murah. Itu bisa membuat pelanggan kamu kabur karena tidak puas dengan produk yang kamu jual. Jangan sampai bisnismu merugi karena menjual produk yang terlalu murah.
Sebaliknya, kalau kamu mematok harga yang terlalu tinggi dan mahal kamu hanya akan membuat sebagian besar pelanggan enggan untuk membeli produk yang kamu pasarkan. Maka dari itu kamu harus benar benar memilih harga yang tepat untuk pelanggan kamu nantinya.
Nah, untuk menetapkan harga jual makanan ada banyak banyak faktor yang mesti dipertimbangkan. Apa saja itu? Berikut ulasannya.
Faktor-faktor yang Menentukan Harga Jual Makanan
Ingat, dalam memulai sebuah usaha kamu harus bisa menghitung dan menentukan harga pasar, setelah ini banyak faktor yang perlu kamu dipertimbangkan. Seperti contoh di bawah ini ada banyak faktor-faktor yang bisa menjadi penentu harga jual makanan yang kamu jual:
Target pasar
Harga jual harus bisa mengikuti target pasar yang ingin kamu pasakan. Harga jual untuk masyarakat biasa dan orang kantoran tentunya berbeda dengan bisnis kuliner yang menyasar mahasiswa. Jadi Pelaku usaha perlu mempertimbangkan harga porsi yang lebih besar dengan harga terjangkau untuk dijual ke mahasiswa supaya bisa laris.
Setelah itu, kamu harus bisa menentukan letak lokasi yang strategis untuk membuka bisnis makanan itu juga sangat menentukan. Sebaliknya di wilayah perumahan elite biasanya menawarkan harga makanan yang lebih tinggi dibanding wilayah perumahan padat penduduk.
Maka dari itu kamu harus bisa menentukan produk makanan apa yang dijual dan harus disesuaikan dengan lingkungan di sekitar lokasi, Jangan sampai yang kamu jual sama dengan pebisnis lainnya di sekitaran lokasi.
Biaya Modal dan Ongkos Produksi
Harga makanan yang kamu jual akan selalu berkaitan dengan biaya-biaya yang mengikutinya. Jadi, kamu perlu membuat rincian biaya modal yang dihitung dari semua bahan baku yang diperlukan untuk membuat sebuah produk makan. Kalau tidak, nantinya bisnis kamu bisa tekor.
Kamu juga perlu memasukkan ongkos produksi dalam rencana keuangan. Ongkos produksi ini merupakan biaya yang kamu keluarkan dalam proses pengelolaan bahan mentah hingga menghasilkan makanan yang siap dijual.
Baca juga Cara Bikin Rencana Anggaran Bisnis yang Efektif
Harga kompetitor
Strategi berikutnya kamu bisa ‘mengintip’ harga pesaingmu. Harga yang ditetapkan kompetitor bisa menjadi patokan buat kamu untuk menentukan harga jual.
Dengan mengetahui harga jual pesaing, setidaknya kamu bisa membuat harga yang lebih murah untuk menarik pemikat pelanggan. Selain itu, kamu juga bisa membuat paket makanan yang lebih menguntungkan dari pada membeli satuan dan mengedepankan value for money.
Baca juga Efek Buruk Terlalu Sering Kasih Diskon Buat Bisnismu
Persentase keuntungan
Sebagai pemilik bisnis, kamu perlu mengetahui berapa nilai keuntungan yang ingin kamu peroleh. Kebanyakan pelaku usaha bisnis kuliner mematok keuntungan sebesar 5—10% dari harga pokok di tahap awal. Setelah bisnis sudah berjalan normal, kamu dapat menaikkan pendapatan Kemudian mulai memakainya hingga batas tertentu.
Hasil dari keuntungan yang diperoleh juga mesti dilihat dari kondisi bisnis dan keuangan dari target pasar. Kalau ekonomi lagi sulit, kamu bisa menahan pengeluaran untuk membeli makanan yang terlalu mahal dan kamu harus menjual makanan dengan harga yang terjangkau. Dengan begitu, makanan yang kamu jual tetap mendapatkan keuntungan.
Biaya Fasilitas Pendukung
Tentu supaya bisnis kuliner kamu ramai pelanggan perlu ada fasilitas tambahan misalnya fasilitas free WiFi. Dengan menyediakan fasilitas pendukung tentu akan mempengaruhi harga jual.
Biasanya kalau harga makanan terjangkau dan dilengkapi fasilitas yang lengkap akan lebih mudah meraih menguntungkan. Contoh, kamu membuka coffee shop yang dilengkapi dengan akses WiFi, colokan listrik, dan toilet yang bersih, serta live music.
Akan lebih baik lagi kalau kamu membuat sebuah tempat makan yang memiliki spot foto yang instagramable sehingga membuat konsumen lebih nyaman lagi untuk berada di cafe tersebut.
Dengan semua nilai tambah di atas, kamu bisa menambahkan rincian biaya ke dalam makanan yang kamu jual dengan harga yang tidak terlalu mahal dan masih terjangkau konsumen.
Untuk lebih detailnya, baca artikel ini Faktor yang Mempengaruhi Harga Jual Makanan dan Minuman
Strategi Menentukan Harga Jual
Dalam hal menentukan harga jual makanan, kamu bisa menggunakan sejumlah rumus di bawah ini yang bisa mempermuda kamu dalam menjual makanan. Berikut ulasannya.
Markup pricing
Dengan cara keystone pricing ini, kamu hanya perlu menambahkan persentase keuntungan yang ingin kamu dapatkan. Nah, persentase keuntungan ini bisa kamu dapat dari seluruh biaya modal yang kamu keluarkan di awal sampai akhir.
Berikut rumus markup pricing:
Harga jual = biaya bahan baku modal + (biaya bahan baku modal x markup)
Contoh, kamu ingin menjual segelas kopi susu dengan modal Rp15.000. Persentase keuntungan yang ingin dicapai adalah 25 persen. Jadi, kamu perlu membanderol kopi susu dengan harga sebagai berikut:
Harga jual = Rp15.000 + (Rp15.000 x 25%)
Harga jual = Rp18.750
Margin pricing
Kalau menerapkan metode margin pricing, kamu perlu menentukan dulu harga jual yang ingin dipatok, setelah itu baru menghitung harga margin yang ingin didapatkan . Harga ini bisa saja dinilai apakah sudah sesuai dengan target pasar yang disasar.
Berikut cara menghitung markup pricing:
Margin = (Harga jual – Harga modal) / harga jual
Misalnya kamu ingin menjual nasi goreng dengan modal Rp15.000. Lalu, harga jual yang kamu tetapkan adalah Rp20.000. Berikut harga margin yang kamu dapatkan:
Margin = (Rp20.000 – Rp15.000) / Rp20.000
Margin = 33%
Setelah itu, kamu mesti cek target pasar dan kompetitor yang memasarkan produk serupa. Analisis margin tersebut apakah sudah sesuai atau masih terlalu kemahalan untuk memastikan berapa harga jual yang akan dipatok sudah sesuai dengan harga pasaran.
Bundling pricing
Harga bundling umumnya lebih murah ketimbang saat pembeli membeli produk secara satuan. Menentukan harga bundling ini pun perlu mengalikan dengan total produknya.
Berikut rumusnya:
Harga jual = (modal x jumlah produk) – potongan harga
Contoh, kamu menjual kopi dengan harga jual per gelas Rp20.000. Lalu, kamu ingin membuat harga bundling kopi dengan nasi goreng supaya harganya terkesan lebih menarik. Nah caranya, harga bundling tadi kurangi biaya modal senilai Rp5.000
Harga bundling = (Rp20.000 x 2) – Rp5.000
Harga bundling = Rp 35.000
Dengan menerapkan bundling price memang keuntungannya sedikit. Tapi, cara ini membuka potensi untuk menjual makanan jadi lebih banyak. Jadi, meski untungnya tipis, tapi penjualan produk jadi lebih lancar. Kamu pun bisa menikmati keuntungan lebih besar dari banyaknya angka penjualan.